Bandung – Majangdara membranding Kota Bandung sebagai Kota Budaya Tradisional dengan mempersembahkan booth inovatif yang dinamakan Teras Majang pada Urban Village Sandyakala 2024 (30/5) di Gedung Serbaguna Telkom University.
Majangdara memiliki tujuan sebagai komunitas yang ingin menyebarluaskan serta membangkitkan eksistensi budaya tradisional yaitu Seni Benjang dan Minuman Bandrek.
Majangdara dengan bangga mempersembahkan Teater yang berjudul “Ngalalana Dina Rarasa”. Teater ini dibuka oleh penampilan Rempak Gendang dan mempersembahkan cerita warga desa yang berusaha mempertahankan budaya tradisional Tari Topeng Benjang dan Minuman Bandrek. Selain itu, Ngalalana Dina Rarasa juga menampilkan Tari Topeng Benjang dan ditutup dengan Flash Mob dari para pemain teater.
Sutan Rama Fazra, selaku Project Manager dari Majangdara mengungkapkan “Acara berjalan sukses dan lancar. Kami berhasil kembali mengenalkan budaya Benjang dan minuman Bandrek melalui event Teras Majang. Performance kami pun disambut meriah oleh semua pihak yang datang. Semoga pelestarian ini akan terus berlanjut hingga semua orang tidak asing lagi dengan kata “Benjang”.” Selain penampilan teater, Majangdara juga mempunyai booth untuk para pengunjung. Tempat Ekspresi Rasa Majang atau singkatnya adalah “Teras Majang” merupakan acara yang bertujuan untuk membangun emotional connection dengan para audiens yang akrab disapa SoDara. Pada Teras Majang, SoDara akan diperkenalkan dengan 4 segmen rasa yaitu :
- Majang Ngilu : mengantarkan rasa pilu akan pudarnya budaya tradisional melalui video dokumenter
- Majang Asih : memberikan rasa damai melalui segelas bandrek
- Majang Saka (Sukur Ing Aksa) : membawa rasa bahagia pada SoDara dengan bermain tebak bahan bandrek dan susun kartu benjang
- Majang Mulya : menciptakan rasa bangga karena telah berkontribusi dalam meningkatkan eksistensi budaya tradisional melalui kreativitas seni menggambar dan melukis topeng benjang
“Kegiatan Teras Majang yang kami siapkan terbagi menjadi 4 segmen yaitu Majang Ngilu, Majang Asih, Majang Saka, dan Majang Mulya yang tiap bagiannya kami siapkan untuk menggugah perasaan yang berbeda. Ternyata banyak diminati oleh banyak pengunjung kegiatan Urban Village Sandyakala. Dari data yang kami ambil melalui google form itu mencapai 127 responden dan itu pun ada yang mengisi formulirnya perwakilan dari 1 kelompok yang terdiri dari 2 hingga 4 orang. Performance kamui yaitu “Ngalalana Dina Rarasa” pun dipenuhi oleh antusiasme dan tepuk tangan meriah oleh para penonton. Saya pdibadi pun ikut merasa bangga atas rangkaian kegiatan yang telah kami lakukan dan saya juga berharap bahwa segala rangkaian kegiatan yang kami persiapkan hingga main event Urban Village Sandyakala mampu mencapai misi kami yaitu meningkatkan eksistensi Tari Topeng Benjang dan budaya Minum Bandrek.” Lanjut Sulthan Dzaky Trisnaji selaku Vice Project Manager dari Majangdara.
Penulis : Syifa Ananda