Bdgtoday.com /KAB. BANDUNG- Akibat peralihan cuaca dimusim kemarau yang saat ini cukup berpengaruh kepada dampak kurangnya ketersediaan air terlihat dari situ Cipanunjang dan situ Cileunca di Pangalengan, Kabupaten Bandung yang mulai terlihat terus berkurang debit airnya.
Hal tersebut menyebabkan Perusahaan Umum Daerah (PERUMDA) Air Minum Tirtawening milik Pemerintah Kota Bandung kekurangan Pasokan kantong cadangan air baku.
Direktur utama (Dirut) Perumda Tirtawening, Sonny Salimi mengatakan, Pasokan air ke Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Tirtawening yang semula 1.500 liter per detik kini tinggal 500 liter per detik.
“Sonny memaparkan akibat kemarau dan dampak El Nino sehingga berpengaruh dan berkurangnya pasokan air disebabkan air baku dari Situ Cipanunjang dan Situ Cileunca di Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jumat(25/8/2023).
Kepada warga khususnya pelanggan air bersih untuk maklum jika pasokan air terganggu dalam sebulan terakhir ini. Berkurangnya pasokan air dari dua situ di Pangalengan, Kabupaten Bandung sudah pasti aliran air ke 171 ribu pelanggan terganggu apalagi pelanggan bagian timur dan selatan sangat terganggu,” ucapnya.
Ia pun berharap hujan segera datang karena jika tidak hujan setiap hari, volume air Situ Cipanunjang menurun 37 cm per hari sedangkan air di Situ Cileunca turun 2,5 cm.
“Kami berusaha untuk menambah produksi air dari Sungai Cikapundung tapi sangat terbatas karena kemarau, sebulan terakhir ini pasokan air tinggal 30 persen,,” Jelasnya.
“Dirut Perumda Tirtawening Sonny Salimi minta kepada warga agar hemat air dan bijak menggunakan hanya untuk yang urgen saja minum dan masak,” dalam sebulan terakhir banyak komplen air tidak ngalir khususnya daerah Antapani, Arcamanik, Buah Batu, Riung Bandung, dan wilayah selatan serta timur,Untuk melayani pelanggan pihaknya siapkan air tangki namun harus berkelompok minimal 10 sampai 20 pelanggan, kami siapkan 24 unit tangki untuk pelanggan air minum yang saluran airnya tidak mengalir,” ujarnya.
“Sonny Salimi menambahkan bagian timur dan selatan tidak bisa mendapat air lewati pipa karena produksi air kini hanya 500 liter per detik sedangkan saat normal 1.500 per detik berarti kehilangan 1.000 liter per detik artinya 100 ribu pelanggan terganggu.
” Wilayah timur dan selatan tidak bisa mendapat air lewat saluran pipa, karena produksi air kini hanya 500 liter per detik sedangkan saat normal 1.500 per detik,” pungkasnya (Ds)*