Situ Cipanunjang di Pangalengan, Kabupaten Bandung, mengering akibat musim kemarau berkepanjangan.
Hal tersebut menyebabkan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening milik Pemerintah Kota Bandung kehilangan satu kantong cadangan air baku. “Situ Cipanunjang kita lihat bersama sudah habis. Artinya kita sudah semakin dekat sulit untuk mendapat lagi air baku,” kata Direktur Utama PDAM Tirtawening Soni Salimi saat ditemui di Pangalengan, Rabu (26/9/2018). Soni menambahkan, jika hujan tidak kunjung turun bulan depan, maka dipastikan sumber air lainnya, yakni Situ Cileunca juga akan habis. Dengan kata lain, pasokan air ke Kota Bandung yang dikelola oleh PDAM Tirtawening bakal berkurang drastis.
Pasalnya, 70 persen pasokan air yang masuk ke Kota Bandung melalui instalasi PDAM Tirtawening berasal dari Situ Cipanunjang dan Situ Cileunca. “Hujan sudah tidak turun tiga bulan. Bandung Raya (Kota Bandung) akan kritis saat sudah tidak mendapat hujan yang cukup melebihi angka 4 bulan,” jelasnya. Soni menambahkan, kedalaman air di Situ Cipanunjang jika terisi air adalah 23 meter. Dengan tidak tersedianya lagi air di Situ Cipanunjang, otomatis saat ini cadangan air tinggal mengandalkan air dari Situ Cileunca dan pasokan dari daerah utara Kota Bandung yang sedikit demi sedikit mulai berkurang pula. “Ya, tinggal mengandalkan dari Situ Cileunca. Sampai hari ini di Situ Cileunca sudah turun 4,5 meter. Tiap hari dan akan turun 2,5 sampai 3 centimeter. Saya tidak bisa memprediksi apakah cukup untuk 20 sampai 30 hari ke depan,” tuturnya.
Dengan menipisnya cadangan air untuk Kota Bandung, Soni mengimbau agar masyarakat Kota Bandung lebih bijak dalam memanfaatkan air bersih untuk kebutuhan prioritas. “Mari kita berdoa agar Bandung Raya khususnya segera mendapat hujan dari Allah sehingga bisa kembali mengisi kantung-kantung air baku kita sehingha kita pastikan dapat mengolah seperti biasanya, dan dipastikan bisa melayani kembali masyarakat Kota Bandung,” harapnya.
Sumber: Kompas.com