Pilihan Redaksi

Humas Kota Bandung Kembali Gelar FGD Pra NgoPi Bandung

342views

bdgtoday.com/ Bandung – Bagian Humas Setda Kota Bandung menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) Pra NgoPi Bandung sesi kedua dengan tema ‘Pemulihan Ekonomi dan Jaring Pengaman Sosial’ di Hotel Savoy Homann, Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, Selasa (27 Oktober 2020).

Kegiatan FGD dibuka oleh Kepala Bagian Humas Setda Kota Bandung, Sony Teguh Prasatya. Menghadirkan tiga narasumber, FGD diikuti oleh perwakilan Organisasi Perangkat Daerah (PD) Pemkot Bandung

Di tengah terpaan pandemi Covid-19, Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemeritah Kota (Pemkot) Bandung sudah sangat optimal melakukan berbagai hal dalam menjalankan tugas, fungsi, dan tanggung jawabnya.

Termasuk juga Bagian Humas yang hampir selalu ada di setiap kegiatan strategis atau unggulan OPD sudah sangat bekerja dengan optimal membantu penanganan pandemi Covid-19.

Hal itu disampaikan Kepala Bagian Humas Setda Kota Bandung, Sony Teguh Prasatya saat menyampaikan sambutan pada acara Focus Group Discussion (FGD) Pra NgoPi Bandung sesi kedua dengan tema “Pemulihan Ekonomi dan Jaring Pengaman Sosial” di Hotel Savoy Homann, Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, Selasa (27 Oktober 2020).

“Namun dengan tidak mengecilkan arti apa yang sudah dilakukan OPD, Humas yang hampir selalu ada di setiap momennya, barangkali mungkin ada kekurangan atau kelemahan. Hal-hal yang belum terlaksana oleh OPD menurut pandangan beberapa pihak,” ungkapnya.

FGD Pra NgoPi Bandung diselenggarakan dalam rangka memfasilitasi forum diskusi antara OPD dengan para pakar, pimpinan redaksi, serta aktivis atau pegiat media sosial.

Kali ini menghadirkan narasumber Pakar Bidang Ekonomi, Acuviarta Kartabi serta Direktur Pemberitaan Ayobandung, Rahim Asyik dan Pegiat Media Sosial/Aktivis, Andri Perkasa Kantaprawira.

Selain itu hadir pula Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Kota Bandung, Atet Dedi Handiman serta perwakilan Dinas Perdagangan dan Perindustrian, Dinas Pangan dan Pertanian, Dinas Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan, serta Bagian Perekonomian.

“Barangkali ada hal-hal yang bisa disampaikan, tentunya dalam hal ini apakah itu apresiasi dari beberapa hal yang sudah dilakukan. Atau kritikan dan masukan dari para narasumber baik dari pakar akademi, ekonomi, aktivis sosial sekaligus pegiat medsos, bahkan dari seorang direktur pemberitaan,” lanjutnya.

Sony berharap, selain mendapat kritikan dan masukan yang dihasilkan dari FGD tersebut bersifat konstruktif dan solutif yang diberikan kepada Pemkot Bandung.

“Dan hasil percakapan kita semua akan dibawa menjadi satu masukan kepada pimpinan yang dibahas dalam pertemuan NgoPi Bandung atau Ngobrol Perihal Kota Bandung bersama Wali Kota, Wakil Wali kota, dan Sekda,” ucapnya.

Sementara itu, Pakar Ekonomi, Acuviarta Kartabi menyampaikan bahwa dampai pandemi Covid-19 saat ini terjadi krisis, yang pertama kesehatan. Meski sudah mengalami banyak krisis sebelumnya tapi krisis saat ini agak unik karena membatasi orang untuk bergerak.

“Akibatnya pasar tidak berfungsi, demand dan supply hanya bisa terkoneksi secara online. Permintaan drop secara drastis dan sektor usaha juga berhenti beroperasi. Namun pada perkembangannya tidak hanya membatasi orang saja, muncul stigma ada ketidakpastian ke depan,” katanya.

Menurut Acuviarta, krisis ekonomi juga terjadi namun Kota Bandung bisa lebih cepat pulih karena mengandalkan sektor perdagangan, industri, dan jasa akomodasi makan minum.

“Tiga sektor itu kontribusinya lebih dari 60 persen terhadap ekonomi Kota Bandung. Jadi kalau tiga sektor iu pulih, maka ekonomi Kita Bandung itu akan cepat normal. Dan kita harus bangun optimisme dalam pemulihan ekonomi itu,” katanya.

Sedangkan Direktur Pemberitaan Ayobandung, Rahim Asyik mengatakan, Pemkot Bandung harus lebih jeli memperhatikan informasi yang dicari masyarakat saat ini. Informasi dikemas dengan baik agar masyarakat jadi tahu hal yang dilakukan Pemkot Bandung.

“Warga Kota Bandung bisa merasakan langsung (manfaatnya), tapi jika di internet, orang akan secara tidak langsung membandingkan dengan daerah lain. Dari sekian banyak kegiatan harus dipilih apa yang bisa dimunculkan dengan bagus. Harapannya bisa memicu optimisme dan berdampak besar,” katanya.

“Jadi kuncinya optimisme harus dimunculkan saat orang dalam kebingungan di tengah pandemi Covid-19 saat ini. Untuk menimbulkan optimisme ini juga harus terukur jangan sampai kebablasan,” lanjutnya.

Sementara itu, pegiat sosial, Andri Perkasa Kantaprawira mengapresiasi Pemkot Bandung dalam melakukan langkah-langkah yang prinsipil dalam rangka pemulihan ekonomi. Namun untuk kesehatan harus bersama-sama secara konservatif.

“Untuk meningkatkan optimisme, keterbukaan informasi juga sangat penting. Saya pun apresiasi dana bantuan sosial tunai yang dilakukan. Kelebihan Mang Oded itu jiwa kerakyatannya, harus dibangun juga komunikasi yang intensif dengan pemimpin-pemimpin warga,” ucapnya.